Sunday, December 11, 2016

Mimpiku Ingin Punya Rumah Sendiri

Tags

rumah minimalis
Rumah Impianku
Punya rumah sendiri merupakan impian hampir semua orang yang sudah berkeluarga, baik itu mewah maupun sederhana. Dengan memiliki rumah sendiri dapat menambah sedikit rasa percaya diri bagi orang tersebut, bagaimana tidak bila sudah lama berkeluarga tapi belum juga punya rumah sendiri maka akan memiliki beban mental apalagi kalau tinggal dengan mertua.

Ini mungkin tidak dirasa oleh semua orang namun paling tidak itulah yang aku rasakan. disini aku ingin curhat, boleh yaaaaa.....

Sudah 8 tahun lebih aku berumah tangga, kehidupan ku dengan suami baik-baik saja,, kalau perbedaan pendapat ada lah tapi itu tidak membuat perpecahan dalam hubungan kami. Dari awal pernikahan, keluarga kami (keluargaku dan keluarga suami) sudah memutuskan bahwa kami harus tinggal dengan keluarga suami itu berarti mertua saya. 

Awal-awal pernikahan itu berjalan dengan fine-fine saja, namun betul kata orang tua sebaik-baiknya mertua pasti ada batasnya. Lambat laun masalah itu muncul, tidak sampai terjadi keributan namun cukup membuat hati tidak nyaman.

3 tahun sudah berlalu, aku dan suami memutuskan untuk menghuni rumah warisan nenek dari suami. memang rumah tersebut tidak sebaik rumah mertua namun tidak apa yang penting kehidupan dari kami dan orang tua sama-sama nyaman. Namun diluar dugaanku, saat suami ijin bukannya hal tersebut didukung namun malah dianggap kami tidak mau kumpul dengan orang tua. Dengan pertimbangan yang matang akhirnya kami memutuskan tetap tinggal dengan beliaunya.
Sekarang sudah 8 tahun lebih, masalah bukan semakin hilang namun semakin besar, tidak ada cekcok mulut namun perang dingin tidak bisa dihindari. Kami masih biasa tegur sapa tapi itu sangat jarang, meskipun kami satu  atap namun tidak ada percakapan yang hangat, tidak ada suasana keluarga pokoknya jauh dari sifat keluarga. Kehidupanmu ya kehidupanmu, kehidupanku ya kehidupanku. Itulah slogan yang mampu menggambarkan suasana rumah kami.

Aku bukanlah menantu yang baik aku juga merasa banyak kekurangan, namun dalam segala kesalahan dan kekuranganku apakah itu cara yang baik untuk menegur, dengan membanting barang atau yang lain, berbicara keras tanpa topik yang jelas. Aku dengan mertua memiliki karakter yang berbeda. Aku orangnya cerewet namun pemalas, prinsip saya untuk melakukan sesuatu itu harus dengan sepenuh hati bukan karena emosi. 

Bersih2 rumah misalnya, saya  mengepel lantai itu terkadang tiap hari namun juga terkandang sampai 3 hari baru ngepel tergantung dari suasana hati dan kondisi fisik. Namun berbeda dengan mertua, kalo rumah terlihat kotor dia langsung marah2 sambil membersihkannya. Dan itu berakibat benda apapun yang tersentuh oleh tangannya maka akan terbanting, seumpama saya tersentuh mungkin akan terbanting juga. heheheh bercanda. Itu yang pertama . . .

Sekarang Yang kedua. saya suka terdiam dan menangis dalam kamar jika dalam keadaan emosi, saya suka menyendiri karena saya khawatir ada orang yang tidak bersalah kena imbas dari kemarahan saya. lain halnya dengan ibu mertua. bila dia marah dengan salah satu anaknya maka semua anggota keluarga kena marah.dan masih banyak lagi.

Apakah kami salah bila kami ingin punya rumah sendiri? bukan maksud untuk menghindari orang tua namun kami mengharap hubungan kami akan lebih baik lagi. Sebagai mana istilah jawa yang pernah saya dengar " nek parek kangkeben nek adoh kanyeben" yang kurang lebihnya memiliki arti kalo dekat sering bertengkar kalo jauh sering rindu.

mohon doanya semoga impian kami jadi nyata . . .

This Is The Oldest Page


EmoticonEmoticon